Naskah Drama Cerita Rakyat Nusantara

Naskahdrama ini bertemakan cerita rakyat Jawa Barat nih. Judulnya Putri Kandita Si Ratu Pantai Selatan. Penulisnya adalah saya, Herlina, dan Vivi Rahmawati. Naskah drama ini diperankan oleh 8 orang. Banyak yah? Sebelum jadi sebuah naskah drama, kami mendapat ide dari Cerita Rakyat Nusantara yang kami cari di mesin pencari tentunya. Oh iya, kalau pernah baca komik yang judulnya 7 Wonders itu juga menceritakan tentang ratu pantai selatan loh. KumpulanNaskah Drama Cerita Rakyat Dunia. 16 Juni 2016 dongeng cerita rakyat. Jika adik-adik diminta oleh guru untuk membuat sebuah drama, adik-adik dapat menggunakan Kumpulan Naskah Drama Cerita Rakyat Dunia yang ada. Lanjutkan Membaca →. Diposting dalam: Cerita Anak, Legenda Diarsipkan dalam: Kumpulan Naskah Drama Cerita Rakyat. Cerita Anak. naskahdrama dongeng dari Haiti Di sebuah hutan, hiduplah dua ekor kadal hutan bernama Webubu dan Nagari. Webubu mempunyai suara yang kecil dan jelek. Sementara, Nagari mempunyai suara yang sangat merdu. Suatu hari, Nagari ingin bersenang-senang. Ia memanjangkan lehernya dan mulai mengeluarkan suara indahnya. "Uuuuuuuuueeeeiiiyaaaa," wbjCA. Am`kai 2Zatu Xurjafaiad2 f`ikk`imcik s`craik jayo Xraju Wuwartalaya2 Xutro nota gain ya, Moima. Mai n`lodataiiya saikat lugu. Zatu Xurjafaiad2 Oya Naima. Nota darus j`rsyunur andoriya nota monaruioao s`craik aian. Xraju Wuwartalaya2 Oya moima. Xutro nota oio buka faios, mai saikat f`ikk`fasnai!Cl`d nar`ia otu, jakaofaia nalau nota j`ro iafa Kolaik Zunfoio3Kofaia moima s`tubu man3 Zatu Xurjafaiad2 Moima s`tubu s`tubu saba naima. Iaratcr2 W`saat raba mai ratu s`maik j`rjadakoa, mataiklad p`ias`dat n`rabaai..... X`ias`dat2 Afpui jakoima. Oio maro ranyat, f`ikorofnai j`rai`na damoad uitun putro jakoima. F`r`na turut j`rsuna gota mai f`ikugapnai s`lafat atas n`ladorai putro jakoima. Xraju Wuwartalaya2 ]`rofa nasod, Xafai Iaratcr2 ]an daiya n`luarka ostaia yaik j`rjadakoa, ranyat turut j`rjadakoa f`im`ikar najar t`rs` Kolaik Zunfoio man moasud s`gara jaon cl`d Xraju Wuwartalaya mai Zatu Xurjafaiad. Kolaik pui tufjud f`ibamo kamos yaik faiba m`ikai soeat-soeat yaik nuraik jaon. Moa tan s`kai j`rnata nasar uitun f`imapatnai apa yaik mooikoinaiiya. [alaupui j`kotu, jaon Xraju Wuwartalaya, Zatu Xurjafaiad, mai ranyat saikat f`igoitaoiya. Daro j`rlalu, Xutro pui tufjud f`ibamo kamos r`faba t`rgain mo s`lurud i`k`ro. Malaf j`j`rapa daro, Xutro anai j`rusoa 1; tadui. Fana para p`imumun mo i`k`ro otu p`rko n` ostaia. F`r`na f`fjawa ai`na damoad yaik saikat oimad. Xraju f`ikufpulnai damoad-damoad yaik saikat jaiyan otu, lalu f`iyofpaiiya malaf ruaikai ostaia. W`wantu-wantu, oa josa f`ikkuianaiiya uitun n`p`iikai daiya f`ikafjol s`monot `fas mai p`rfata. Oa f`fjawaiya n` adlo p`rdoasai. Am`kai 7Xraju Wuwartalaya2 Xan, tclcik juatnai naluik yaik saikat oimad uitun putronu. ]unaik p`rdoasai2 M`ikai s`iaik da, _aik Fuloa. Iaratcr2 Adlo p`rdoasai otu lalu j`n`rba m`ikai s`jaon fuiknoi, m`ikai s`p`iud da. Oa oikoi f`igoptanai naluik yaik paloik oimad mo muioa, nar`ia oa saikat f`iyayaiko Xutro ulaik tadui pui ja. X`imumun i`k`ro j`rnufpul mo alui-alui ostaia. N`na Xraju mai Zatu Xurjafaiad mataik, craik f`iyafjutiya m`ikai k`fjora. Wafjutai daikat fanoi t`rm`ikar, n`na Xutro yaik gain b`lota fuigul mo damapai s`fua craik. W`fua craik f`ikakufo n`gainaiiya. Narator Alkisah. Dahulu kala di Jawa Timur terdapat kerajaan yang dipimpin oleh raja bernama Raden Putra. Raden Putra kaya raya dan berkuasa. Kegemarannya menyabung ayam. Raden Putra memiliki permaisuri dan beberapa orang selir. Seorang selirnya mempunyai sifat iri dengki dan ingin merebut kedudukan permaisuri. Untuk mewujudkan keinginannya ia memfitnah permaisuri. Nah, bagaimana kisah selanjutnya....?? Mari kita saksikan peragaan drama berikut ini.... Adegan 1 Tabib Ampun Tuan Putri. Ada apakah gerangan Tuan Putri memanggil hamba? Selir Tabib, aku ingin menjadi permaisuri raja. Aku sudah bosan menjadi selir raja. Makanya aku ingin menyingkirkan permaisuri dari istana ini! aku akan pura-pura sakit yang disebabkan oleh permaisuri yang sengaja ingin meracuni aku karena dia iri padaku. Dan kau Tabib, harus membantuku untuk melaksanakan keinginanku. Kau mengerti Tabib? Tabib Hamba mengerti Tuan Putri. Selir Bagus! Bagus! Kalau kau sudah mengerti. Kalau begitu, beri tahu baginda raja sekarang. Kalau aku sedang sakit. Tabib Baik Tuan Putri. Perintah Tuan Putri, segera saya laksanakan. Narator Tak lama kemudian, Tabib istana segera menyampaikan kepada baginda raja bahwa selir sedang sakit. Sementara, selir berpura-pura merintih kesakitan. Adegan 2 Tabib Ampun baginda. Salah seorang selir ada yang menderita sakit. Dan sakitnya, diakibatkan setelah meminum minuman yang diberikan oleh permaisuri. Raja Maksudmu, sakitnya selirku karena karacunan minuman yang diberikan permaisuri begitu?! Tabib Benar baginda, raja Raja Apa? Benar yang kau sampaikan ini tabib? Apa kau tidak mengada-ngada? Tabib Yang hamba sampaikan ini benar baginda. Raja Dinda, apa benar yang dikatakan Tabib istana? Apa benar permaisuri meracunimu? Selir sambil merintih sakit Benar baginda. Hamba sakit setelah minum minuman yang diberikan permaisuri. Kata Tabib istana, minuman yang saya minum itu mengandung racun. Raja marah Permaisuri benar-benar keterlaluan! Tega-teganya dia ingin membunuhmu. Pengawal! Panggil permaisuri menghadap saya sekarang juga! Pengawal Baik. Baginda. Perintah baginda segera hamba laksanakan. Narator Tak lama kemudian, pengawal sudah tiba membawa permaisuri ke hadapan baginda raja Pengawal Ampun Baginda. Ini permaisuri sudah hadir dihadapan baginda. Permaisuri dengan polos Ada apa gerangan kanda memanggil hamba? Raja marah Kau sungguh-sungguh keterlaluan Dinda! Kau sengaja menaruh racun di minuman selir karena kau iri padanya. Iya kan? Kau ingin membunuh dia kan? Dasar pembunuh! Permaisuri Apa? Ampun baginda. Ini, ini fitnah baginda. Hamba tidak pernah memberi minuman pada selir paduka. Raja marah Aku sudah tidak percaya dengan segala alasanmu! Aku sudah tidak sudi melihatmu lagi ada di depanku lagi! Pengawal! Pengawal Hamba, Baginda. Raja Bawa segera permaisuri ke hutan dan bunuh dia! Permaisuri Apa?!menangis Ampun kanda. Hamba benar-benar tidak pernah melakukan seperti yang dituduhkan kepada hamba. Itu fitnah! Itu bohong! Raja Pengawal! Tarik segera permaisuri ke luar istana! Aku sudah tidak sudi melihat dia lagi! Pengawal Baik Baginda. Mari, permaisuri. Maafkan hamba permaisuri. Hamba hanya melaksanakan perintah raja. Narator Pengawal akhirnya membawa ke luar permaisuri dan membawanya ke hutan. Tapi pengawal tidak sampai hati untuk membunuh permaisuri yang sedang hamil. Adegan 3 Pengawal Tenang Tuan Permaisuri. Hamba tahu akal busuk selir dan hamba tidak akan membunuh permaisuri. Hamba hanya mengantar permaisuri ke hutan ini. Hamba akan mengatakan pada Baginda raja bahwa hamba telah membunuh Tuan Permaisuri. Dan pedang saya ini akan hamba lumuri dengan darah kelinci supaya raja percaya kalau Tuan permaisuri sudah mati Permaisuri Terimakasih pengawal. Kau baik sekali. Sungguh aku tidak akan melupakan budi baikmu Pengawal Sudah sewajarnya hamba melakukan ini Tuan Permaisuri. Hamba tidak rela Tuan Permaisuri yang baik hati difitnah oleh selir raja. Nah. Pedang hamba sudah selesai hamba lumuri dengan darah kelinci. Sekarang hamba, akan kembali ke istana. Permaisuri Baiklah, pengawal. Terimakasih atas pertolonganmu. Narator Sesampainya di istana, pengawal langsung menghadap raja Adegan 4 Pengawal Ampun baginda. Perintah baginda sudah hamba laksanakan. Raja Mana buktinya pengawal? Pengawal Ini raja. Pedang hamba sudah berlumuran darah permaisuri. Raja Bagus! Bagus! Kau sudah melaksanakan perintahku dengan baik. Narator Setelah mendengar laporan pengawal, raja dan selir merasa puas dan bahagia karena mengira permaisuri sudah terbunuh. Beberapa bulan kemudian permaisuri melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan dan sehat. Ia diberi nama Cindelaras. Cinde Laras tumbuh menjadi anak yang kuat dan cerdas. Ia suka bermain di hutan. Pada suatu hari ia menemukan sebutir telur ayam. Adegan 5 Cindelaras Bunda.....! lihatlah! Aku menemukan sebutir telur ayam Permaisuri Oh iya betul anakku. Rawatlah telur ayam ini sampai menetas. Nanti akan bermanfaat untukmu Cindelaras Iya bunda. Akan kurawat telur ayam ini seperti nasehat bunda. Narator Selang beberapa hari telur Cindelaras menetas dan menjadi anak ayam jantan. Ayam itu dengan cepat tumbuh besar. Seperti kebiasaan ayahnya, Cindelaras suka menyabung ayam. Ia pergi ke desa-desa tetangga untuk menyabung ayam. Ayam jagonya sangat kuat dan selalu menang melawan ayam-ayam jago lain. Cindelaras menjadi terkenal. Semua orang mendengar cerita tentang anak laki-laki itu dan ayam jagonya. Adegan 6 Pengawal Ampun, baginda. Hamba mendengar dari para penduduk bahwa ada seorang bocah yang memiliki ayam jago yang sangat luar biasa. Ayam bocah itu selalu menang apabila bertanding bertarung dengan ayam jago para penduduk lainnya. Raja Heemm. Apa tadi kau bilang? Pemiliknya masih bocah? Orang dari desa mana dia? Pengawal Ampun baginda. Menurut berita yang hamba dengar, bocah itu tinggalnya di hutan. Raja Heemm. Aku jadi penasaran. Pengawal! Bawa bocah itu ke istana suruh menghadapku sekarang juga! Pengawal Baik baginda. Perintah baginda, segera hamba laksanakan. Narator Tak lama kemudian, pengawal sudah berhasil membawa Cindelaras ke hadapan raja. Raja Heeemm. Hai bocah! mana ayam jagomu? Katanya ayam jagomu adalah ayam terkenal dan terhebat yang tidak bisa terkalahkan oleh ayam jago siapapun? Ayo, sekarang lawan ayam jago kepunyaanku! Cindelaras Ampun, baginda. Hamba bersedia menuruti tantangan baginda. Tapi hamba ada syarat. Raja Syarat apakah itu? Cindelaras Syaratnya adalaaah bila hamba memenangkan pertandingan, raja harus merelakan setengah kerajaan untuk diberikan kepada hamba. Raja bergumam pintar sekali anak muda ini mengajukan persyaratan. Ayam-ayam jagoku adalah ayam pilihan dan dirawat dengan sangat baik. Tidak mungkin ayam jago anak ini yang akan menang. Baiklah anak muda. Aku setuju dengan persyaratanmu! Dan bagaimana apabila ayammu yang kalah? Cindelaras Jika ayam hamba yang kalah, hamba bersedia dihukum pancung. Raja Baiklah anak muda, kita mulai sekarang pertarungan ini Cindelaras Baiklah, baginda raja Narator Maka, dimulailah pertarungan yang sengit ayam jago raja melawan ayam jago Cindelaras Raja sudah berusaha memilih ayamnya yang terbaik untuk melawan ayam Cindelaras, namun.... Raja bergumamWuaaahhh! Benar-benar hebat ayam bocah itu dengan mudahnya ayam jagoku dikalahkan sampai ayam jagoku babak belur dihajar oleh ayam bocah itu. Benar kata para penduduk. Ayam bocah itu memang tidak terkalahkan! Narator Melihat pertarungan itu semua orang terkejut. Mereka lebih heran lagi ketika ayam Cinde Laras berkokok dan berbunyi..... Ayam Kukuruuyuuuk...! Akulah ayam jago Cindelaras, yang hidup di hutan, tapi ia anak Raden Putra! Narator Ayam itu berkokok lantang berulang-ulang. Semua orang yang melihat adu ayam terkejut bukan main. Rajapun sangat terkejut. kemudian raja memanggil Cindelaras Adegan 7 Raja Hai bocah! Mendekatlah kemari! Cindelaras Baik, baginda. Raja Siapa namamu? Dan Di mana rumahmu? Cindelaras Nama hamba Cindelaras, yang mulia. Hamba tinggal bersama ibu di hutan Raja Siapa nama ibumu? Cindelaras Ibu hamba seorang permaisuri di kerajaan ini, baginda Raja terkejut Apa kau bilang?! bergumam Apa benar yang kau katakan itu? Cindelaras Benar, baginda. Narator Cinde Laras menyebutkan nama ibunya dan raja langsung terperanjat. Raja bergumam Apakah benar ia anakku? Katanya anak ini tinggal di hutan, namun dari tadi kuperhatikan ketika dia datang di istana tindak tanduknya seperti anak bangsawan Pengawal Ampun baginda. Dulu sewaktu baginda memerintahkan hamba untuk membunuh permaisuri yang sedang hamil, hamba tidak tega membunuh permaisuri karena hamba tahu kalau permaisuri hanya difitnah oleh selir yang ingin menjadi permaisuri. Raja Apa? Pengawal! Apakah yang kau katakan itu adalah kebenarannya? Pengawal Benar baginda. Narator Mendengar semua itu, Raden Putra sangat marah. Raja Pengawal! Ayo tunjukkan sekarang juga di mana permaisuri sekarang berada. Pengawal Baik Baginda. Perintah baginda segera hamba laksanakan! Raja Ayo Cindelaras, kau ikut bersamaku juga tunjukkan dimana tempat tinggalmu Narator Dan tak lama kemudian, sampailah raja, pengawal dan Cindelaras di hutan. Begitu sampai di depan gubug Permaisuri yang saat itu sedang menyapu di halaman, raja langsung mengenalinya kemudian memanggilnya, Adegan 8 Raja Dinda, Dinda permaisuri maafkan aku, Dinda! Permaisuri terkejut Haah?? Kanda?! Kenapa bisa tahu hamba berada di sini? Raja Aku kesini bersama putramu dan pengawal. Dinda, maafkan aku Dinda. Aku sudah mendengar dari pengawal tentang kebenarannya. Aku sangat menyesal terlalu menurutkan nafsu buru-buru marah dan tidak mendengarkan penjelasanmu waktu itu. Dinda, ayo pulang lagi ke istana. Bersama putra kita Cindelaras. Narator Permaisuri sangat kaget dan hanya bisa terdiam terhadap apa yang sedang terjadi. Dan pengawal maupun Cindelaras merasakan haru terhadap perjumpaan raja dan permaisurinya. Permaisuri Baiklah kanda. Dinda juga sudah lama memaafkan kanda. Mari kita mulai kehidupan kita yang baru lagi Raja Terimakasih dinda. Sungguh kau wanita yang sangat baik hati. Aku sangat menyesal telah menyia-nyiakanmu. Narator Akhirnya Raja dan permaisuri bersama putranya Cindelaras diiringi pengawal kembali ke istana. Raja mengukuhkan kembali kedudukan permaisuri dan menghukum selir yang jahat itu. Sejak saat itu Raden Putra, permaisuri dan Cindelaras hidup bahagia di istana. Setelah raja meninggal, Cinde Laras menggantikannya menjadi raja. Ia memerintah dengan adil dan bijaksana Demikianlah tadi cerita rakyat dari Jawa timur. Semoga dari cerita tadi dapat diambil pelajaran bagi kita semua Pada suatu waktu, hiduplah sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak laki-laki yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keuangan keluarga yang memprihatinkan, sang ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas. Maka tinggallah si Malin dan ibunya di gubug mereka. Seminggu, dua minggu, sebulan, dua bulan bahkan sudah 1 tahun lebih lamanya, ayah Malin tidak juga kembali ke kampung halamannya. Sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin untuk mencari nafkah. Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang. Setelah beranjak dewasa, Malin Kundang merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Malin tertarik dengan ajakan seorang nakhoda kapal dagang yang dulunya miskin sekarang sudah menjadi seorang yang kaya raya. Malin kundang mengutarakan maksudnya kepada ibunya. Ibunya semula kurang setuju dengan maksud Malin Kundang, tetapi karena Malin terus mendesak, Ibu Malin Kundang akhirnya menyetujuinya walau dengan berat hati. Setelah mempersiapkan bekal dan perlengkapan secukupnya, Malin segera menuju ke dermaga dengan diantar oleh ibunya. "Anakku, jika engkau sudah berhasil dan menjadi orang yang berkecukupan, jangan kau lupa dengan ibumu dan kampung halamannu ini, nak", ujar Ibu Malin Kundang sambil berlinang air mata. Kapal yang dinaiki Malin semakin lama semakin jauh dengan diiringi lambaian tangan Ibu Malin Kundang. Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu. Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong

naskah drama cerita rakyat nusantara